
Maria Mitchell, astronom wanita pertama di Amerika yang menemukan komet. Kredit : Barkeley
Sexism atau pemisahan gender kala itu memang terjadi di mana-mana. Namun sejarah juga memperlihatkan di tengah kondisi seperti itu, lahir ilmuwan-ilmuwan perempuan tangguh yang berkontribusi dalam membangun astronomi sebagai salah satu bidang keilmuan.

Caroline Herschel, Astronom perempuan pertama yang mendapat medali emas dari RAS. Kredit : Nature
Setelah kematian William, Caroline meneruskan proses verifikasi dan konfirmasi atas penemuan Wiliam dan membuat katalog nebula untuk membantu keponakannya John Herschel dalam pekerjaan astronominya. Ia kemudian dianugerahi Medali Emas untuk pekerjaannya oleh Royal Astronomical Society pada tahun 1828. Dan tak ada perempuan lainnya yang diberi penghargaan ini sampai tahun 1996 ketika Vera Rubin diberi penghargaan yang sama.
Astronom perempuan lainnya adalah Henrietta Swan Leavitt (4 Juli 1868 – 12 Desember 1921) lulusan Redcliffe College yang kemudian bekerja di Harvard College Observatory dengan tugas menghitung citra pada plat fotografi. Pekerjaan inilah yang mebawa Henrietta menemukan satu hal penting yang menjadi dasar dalam perhitungan jarak di masa depan dan menjadi dasar bagi pekerjaan Edwin Hubble.
Penemuan Henrietta itu adalah hubungan Periode-Luminositas Cepheid sebagai alat penentu jarak. Penemuan yang membuka mata manusia akan kebesaran alam semesta. Dari penemuannya ini, para astronom bisa mengukur jarak cepheid di galaksi lain dan bisa mengetahui jarak galaksi tersebut. Cepheid merupakan bukti penting kalau ada galaksi lain yang berada jauh di luar Bima Sakti. Penemuan Hanrietta Leavitt pada akhirnya mengubah teori astronomi modern. Pencapaian yang sangat penting dan luar biasa mengingat ia hampir tak pernah mendapatkan kredit selama hidupnya. Penghargaan padanya diberikan dengan memberi nama Leavitt pada asteroid dan salah satu kawah di Bulan. Peghargaan lainnya juga diberikan padanya oleh AAS dengan menemukan hubungan periode-luminositas yang ia temukan dengan namanya yakni Leavitt Period-Luminosity relation.

Annie Jump Canon. Kredit : Wikimedia
Untuk pekerjaan klasifikasi bintang ini, Annie J Canon sebenarnya membuat klasifikasi yang sederhana dan lebih mudah dipahami dibanding klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya oleh Antonia Maury maupun klasifikasi yang diajukan oleh Williamina Flemming, dua astronom wanita lainnya pada masa itu yang juga bekerja dalam mengkatalogkan bintang. Williamina Flemming juga astronom yang menemukan nebula kepala kuda.

Vera Rubin, astronom perempuan kedua yang mendapat medali emas dari RAS. Kredit : Vassar
Selain Vera Rubin, ada juga Wendy Freedman yang lahir dari keluarga yang mencintai astronomi. Ia merupakan perempuan pertama yang bergabung sebagai staf sains permanen di Carneige Institutions. Ia kemudian menjabat sebagai direktur Carneige Observatory pada tahun 2003. Ketika diberi kesempatan menggunakan teleskop Hubble, Wendy dan timnya kemudian mencari konstanta Hubble yang lebih presisi dengan mengamati galaksi M100. Ia dan timnya berhasil mengidentifikasi 20 Cepheid untuk keperluan penghitungan konstanta Hubble setelah melakukan pengamatan pada 4000 bintang dalam 60 malam. ia juga memimpin timnya untuk membangun teleskop raksasa landas Bumi bernama Giant Magellan yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2018.

Catherine Cesarsky. Mantan Presiden IAU. Kredit : IYA2009
Di akhir masa jabatannya Catherine Cesarksy memang membawa astronomi turun ke masyarakat melalui pencanangan Tahun Astonomi 2009. Tahun yang menjadi pergerakkan awal maupun pemicu bagi perkembangan astronomi di masa mendatang dan pembangunan astronomi di negara-negara berkembang. Di antara berbagai program yang dicanangkan dalam tahun astronomi 2009, ada sebuah program yang dikhususkan untuk memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan dan meningkatkan minat kaum perempuan untuk mendalami sains dan astronomi. Program itu adalah She is an Astronomer.
Perempuan masa kini memang telah merambah dunia sains dan menjadi peneliti-peneliti handal yang membangun astronomi di semua sisi. Dan semua itu dimulai berabad-abad lampau oleh astronom-astronom wanita yang telah meletakkan dasar dan perubahan bagi perkembangan astronomi di masa kini. Dasar itu memang telah diisi oleh bangunan-bangunan kokoh dan megah. Namun di sudut lain dunia ini.. masih ada dasar yang belum dibangun.
Seperti kata Cesarsky dalam pidatonya di penutupan IAU`s XXVII General Assembly 2009 di Brazil, “Poin penting dalam masa kepemimpinan saya adalah persiapan dan peluncuran Tahun Astronomi 2009. Tahun yang sudah berjalan dan sampai saat ini telah melampaui harapan yang dibuat dan menjadi pengalaman yang luar biasa yang tak dapat saya lupakan. Perencanaan baru untuk pengembangan astronomi merupakan kelanjutan untuk IYA2009. Tak bisa dielakkan perencanaan itu hanya bisa mencakup bagian kecil dari aktivitas IAU, namun pekerjaan kita untuk pembangunan dunia adalah hal yang vital.”
Dan pekerjaan serta perjuangan itupun masih akan berlanjut. Bukan hanya untuk membangun astronomi di dunia, namun juga untuk memberi kesempatan lebih banyak pada perempuan untuk terus berkiprah di dunia astronomi dan sains.
Sumber : langitselatan.com / intasberita.com
No comments:
Post a Comment